Pertolongan pertama adalah langkah awal penting dalam menyelamatkan nyawa saat terjadi kecelakaan atau situasi darurat. Namun, banyak kesalahan umum dilakukan saat memberikan pertolongan pertama. Kesalahan ini tidak hanya mengurangi efektivitas bantuan, tetapi juga bisa memperburuk kondisi korban. Mari pahami kesalahan yang sering terjadi dan bagaimana menghindarinya agar pertolongan menjadi lebih efektif.
1. Menilai Kondisi Korban dengan Tidak Tepat
Kesalahan dalam menilai kondisi korban adalah hal yang paling sering terjadi. Beberapa orang terburu-buru memberikan pertolongan tanpa memastikan korban sadar atau bernapas. Langkah awal yang benar adalah memastikan situasi aman, lalu mengecek respons korban. Jangan mencoba memindahkan korban jika ada kemungkinan cedera tulang belakang kecuali benar-benar terpaksa.
2. Memberikan Air pada Korban Pingsan atau Tidak Sadar
Salah satu mitos pertolongan pertama yang berbahaya adalah memberikan air pada korban pingsan. Tindakan ini berisiko besar karena dapat menyebabkan tersedak. Sebaiknya, pastikan korban berbaring miring dengan posisi kepala stabil. Hubungi layanan darurat atau Dokter keluarga untuk mendapatkan panduan lebih lanjut. Dalam keadaan darurat, fokus pada membuka jalan napas dan memeriksa tanda-tanda vital terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memberikan apa pun secara oral.
3. Menggunakan Benda Panas atau Dingin Tanpa Aturan yang Benar
Penggunaan benda panas atau dingin sering dilakukan untuk meredakan rasa sakit atau pembengkakan. Namun, penggunaan yang salah bisa menyebabkan luka bakar atau radang dingin. Kompres dingin harus dilakukan selama 15-20 menit dengan kain pembungkus, bukan langsung menyentuh kulit. Untuk luka bakar ringan, alirkan air dingin pada area tersebut selama 10-20 menit.
4. Mengoleskan Pasta Gigi pada Luka Bakar
Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar sebagai pertolongan pertama adalah kesalahan umum yang berisiko memperburuk kondisi luka bakar. Meskipun praktik ini sering didengar dalam mitos atau pengobatan tradisional, sebenarnya tindakan ini tidak disarankan secara medis. Pasta gigi sering dianggap sebagai obat darurat untuk luka bakar. Padahal, bahan kimia dalam pasta gigi dapat memperparah kondisi luka. Luka bakar ringan sebaiknya hanya dibilas dengan air dingin dan ditutup dengan kain steril. Untuk luka yang lebih serius, segera hubungi layanan medis atau Dokter keluarga.
5. Tidak Menekan Luka yang Berdarah Deras
Tidak menekan luka yang berdarah deras pada pertolongan pertama adalah prinsip yang harus diterapkan dalam beberapa kondisi khusus untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Biasanya, dalam pertolongan pertama untuk luka berdarah, tindakan menekan luka dengan kain bersih atau perban merupakan langkah utama untuk menghentikan pendarahan pertahankan tekanan hingga bantuan medis tiba.
6. Memberikan Makanan atau Minuman pada Korban yang Mengalami Kejang
Kesalahan lainnya adalah memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulut korban yang mengalami kejang. Ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan tersedak. Sebaiknya, amankan area sekitar korban dan baringkan korban miring untuk menjaga jalur napas tetap terbuka. Segera hubungi layanan darurat atau Dokter keluarga.
7. Menggunakan Alkohol atau Cuka pada Luka Terbuka
Banyak yang percaya bahwa alkohol atau cuka bisa membunuh bakteri pada luka. Namun, bahan-bahan ini justru dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit berlebih. Menggunakan alkohol atau cuka pada luka terbuka dalam pertolongan pertama bukanlah tindakan yang direkomendasikan secara medis. Kedua zat ini dapat memperburuk kondisi luka, menimbulkan rasa nyeri, dan memperlambat penyembuhan. Pilih metode pembersihan luka yang lembut dan antiseptik yang direkomendasikan untuk hasil yang lebih baik dan aman. Sebaiknya gunakan air bersih atau larutan saline untuk membersihkan luka. Setelah itu, tutup luka dengan perban steril.
8. Memindahkan Korban Kecelakaan Tanpa Pemeriksaan Awal
Memindahkan korban kecelakaan tanpa pemeriksaan awal pada pertolongan pertama adalah tindakan yang berisiko dan dapat memperburuk kondisi korban. Saat terjadi kecelakaan, dorongan untuk segera memindahkan korban sering kali tidak bisa dihindari. Namun, tindakan ini berisiko memperburuk cedera, terutama jika ada patah tulang atau cedera tulang belakang. Jangan memindahkan korban kecuali ada risiko bahaya yang lebih besar, seperti kebakaran atau ledakan. Sangat penting untuk memahami kondisi korban terlebih dahulu guna menghindari risiko cedera lebih lanjut. Jika ragu, selalu utamakan keselamatan korban dan panggil bantuan medis sesegera mungkin.
9. Tidak Menghubungi Bantuan Medis Segera
Beberapa orang merasa cukup percaya diri dengan pengetahuan pertolongan pertama dan menunda menghubungi bantuan medis. Padahal, waktu sangat berharga dalam kondisi darurat. Selalu hubungi layanan darurat atau Dokter keluarga segera setelah memberikan pertolongan dasar.
10. Menepuk Punggung Korban yang Tersedak dalam Keadaan Berdiri
Tindakan menepuk punggung korban yang tersedak sering dilakukan secara instingtif. Sayangnya, ini bisa menyebabkan benda asing masuk lebih dalam ke saluran napas. Sebaiknya lakukan Heimlich maneuver atau dorongan perut pada korban dewasa. Pada anak-anak atau bayi, posisikan korban miring atau tengkurap sebelum menepuk punggung dengan lembut.
11. Mengabaikan Pemakaian Sarung Tangan
Pertolongan pertama sering dilakukan tanpa perlindungan diri, seperti sarung tangan. Ini meningkatkan risiko infeksi, baik bagi korban maupun penolong. Selalu usahakan menggunakan sarung tangan medis atau pengganti yang bersih untuk mengurangi risiko kontaminasi.
12. Tidak Melatih Diri dengan Pengetahuan Dasar Pertolongan Pertama
Pengetahuan dasar pertolongan pertama sering diabaikan. Padahal, mengikuti pelatihan pertolongan pertama dapat membuat perbedaan besar dalam situasi darurat. Banyak lembaga kesehatan, termasuk Dokter keluarga, menawarkan pelatihan yang bermanfaat bagi semua orang.
Pertolongan pertama yang tepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah cedera lebih parah. Hindari kesalahan-kesalahan umum yang telah disebutkan agar dapat memberikan bantuan secara efektif. Selalu utamakan keamanan korban dan hubungi layanan darurat atau Dokter keluarga sesegera mungkin. Dengan pengetahuan yang benar, Anda bisa menjadi penolong yang lebih percaya diri dan kompeten dalam situasi darurat.